Tinjauan Adat Lubai

Friday, April 1, 2011 di 8:01 PM
  • Dulu tatanan adat istiadat masyarakat Lubai, terstruktur dengan baik. Saat ini tatanan adat istiadat ini, mulai tercabut dari akarnya. Bagaimana pendapat Anda sebagai warga dari Lubai?
  • Saya tidak tahu adat istiadat Lubai dulu seperti apa tapi yang pasti saya merasa sepertinya ada pergeseran moral di Lubai terutama pada para pemudanya.
  • Sebenarnya, akar budaya Lubai belum tercabut. Tapi masyarakat itu sendiri yang kurang mau mengapresiasi budaya-budayanya. Saya ambil contoh kecil. Dalam melangsungkan pernikahan, biasanya pihak bakal calon mempelai perempuan akan meminta "imbalan" berupa "dodol" atau "gule kelape" kepada pihak laki-laki. Contoh lain, masih dalam konteks pernikahan, biasanya, pihak laki-laki melakukan suatu acara "ngumpul sanak pedusunan". Masih banyak contoh-contoh lain budaya Lubai yang telah mengalami degradasi akibat akultrasi budaya luar. Saya pastikan acara seperti itu masih berlaku di dusun-dusun Lubai (khususnya Desa Jiwa Baru), tapi bagaimana masayarakat Lubai yg ada diperantauan???
  • Sebagai generasi muda kita harus mempejuangkan kesenian tersebut, itulah tugas kita. Kita harus bejuang dan rela berkorban untuk menghadapi pengaruh asing!!
  • Lubai dan Sumbagsel secara umum merupakan peninggalan kebudayaan kuno yang pernah berjaya dimasanya.... terbukti salah pusat pendidikan yang terbesar didunia adalah Kerajaan Sriwijaya... Artinya bahwa semangat kejayaan itu harus dipertahankan. Mari kita mulai dari Lubai... Sejak Orde Baru datang semua terkonsentrasi di Pusat. Dari struktur desa yang paling kecilpun. Kalo dulu ada Pasirah sekarang jadi Kades...kalau di dusun Jiwa Baru ada  Kumpul Sanak Pedusunan, kalau panen ada yang namanya "Ngumpul Ngetam", "Ngumpul Nugal", kalau musim tanam. namun sekarang adat seperti itu sudah terkikis, segala sesuatu dikalahkan oleh modal. Orang sekarang berpikirnya instan, tanpa melihat sisi lain akibat dari prilaku usaha yang ada padat modal, bukan padat karya. Pemuda jarang mau tinggal didesa, inilah salah satu buruknya Globlisasi. Sehingga kearifan lokalpun berangsur hilang. Nilai-nilai yang dibangun sealama ini mulai hilang...atau memang potensi masyarakat lubai yang dinamis....?
  •  Ryos Saska Husta
     Saya tidak mengetahui banyak tentang Lubai dan juga bukan asli Jeme Lubai tapi sampai saat ini say a tinggal di Lubai... Saya setuju dan sepakat sama semuanya.... Sekarang setiap kemajuan pasti akan membawa dampak negatif, tinggal bagaimana kita meminimalisir dampak tersebut.... Beranjak dari kepedulian kita semua mudah-mudahan akan mengembalikan adat istiadat Lubai yang mulai bergeser, meskipun tidak sama seperti yang di rasakan dulu tapi steidaknya generasi berikut mengetahui bahwa Lubai itu mempunyai budaya yang menarik.....
Blogged with the Flock Browser

0 komentar

KAJIAN SANAK | Powered by Blogger | Entries (RSS) | Comments (RSS) | Designed by MB Web Design | Thanks to Blogger Templates | XML Coded By Cahayabiru.com